MENU

PILIHAN

RUMAH TINTA@MAGAGEMEN. Diberdayakan oleh Blogger.

Ingat Waktu Yahh...!!!

Free SMS

Your browser does not support frame.

buku tamu


ShoutMix chat widget

kii

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

About company

Foto Saya
RUMAH TINTA
Subang, Jawa Barat, Indonesia
Rumah Tinta adalah Sebuah perusahan yang bergerak di bidang segala macam usaha. mohon doa restu dan dukunganya.
Lihat profil lengkapku

Total Tayangan Halaman

Minggu, 30 Januari 2011

Lakukan Ritual Budaya Mahasiswa

Asik juga nyoba ngelakuin diskusi di lingkungan warung kepunyaan bersama, selain ada yang nemenin jaga warung kami semua punya kesempatan buat ngulang ingatan tentang Sistem Kenegaraan, permasalahan demi permasalahan terus kami bedah dalam forum tersebut.

Awalnya kami termotivasi karena melihat kondisi mahasiswa yang ada di Subang khususnya Mahasiswa Universitas Subang (UNSUB) yang selama ini menjadi kebanggan dan harapan masyarakat Subang, tapi disisi lain kalau kita cermati dengan sungguh-sungguh betapa ngerinya ketika mereka yang menjadi harapan banyak orang mereka sendiri malah tidak pernah menyadari bahwa sebenarnya diri merekalah yang selama ini menjadi tumpuan harapan semua orang saat ini maupun masadepan.

Tarasa nyaman ternyata bagi kebanyakan Mahasiswa dalam aktifitasnya hanya melakukan ritual-ritual yang klasik dan tidak mencerminkan kemahasiswaannya, mulai dari berangkat kuliah lalu bertemu dosen itupun kalau misalkan dosesnya nampak, mereka berduduk manis menatap wajah para dosen yang cantik-cantik (dosen perempuan) juga tampan-tampan (dosen laki-laki), tidak lama dari itu waktu pulangpun tiba, coba bayangkan kira-kira apa yang mereka rencanakan ketika waktu perkuliahan telah habis? Biasanya mereka merencanakan buat jalan-jalan atu main ketempat yang membat mereka nyaman untuk melakukan hal-hal yang tidak layak dilakukan oleh seorang mahasiswa. Kira-kira seperti itu lah kegiatan kebanyakan dari mereka yang ngaku mahasiswa, dengan mudahnya menghilangkan sebagian budaya, tugas dan perannya sebagai mahasiswa.

Mahasiswa sebagai kontrol Sosial, Mahasiswa dengan Diskusinya, Mahasiswa dengan Kekeritisanya, nampaknya kesemuanya itu telah menipis, sedangkan diluar sana orang-orang berharap para mahasiswa ini mampu untuk melakukan suatu kegiatan (pergerakan) dimana kegiatan tersebut murni berangkat dari kekeritisan juga kepeduliannya terhadap masadepan seluruhnya. Sepertinya tidak pantas seseorang itu dikatakan telah peduli terhadap sesuatu padahal dia tidak pernah memikirkan sesuatu itu?

Berfikir tentang sesuatu yang menyangkut seluruhnyapun tidak pernah, apalagi untuk melakukan Diskisi, kayanya terlalu kejauhan deh…! Dan inilah yang sesungguhnya telah membuat kecewa semua orang terhadap Mahasiswa, tidak pernah mempunyai rasa kepedulian terhadap pengetahuanya, terhadap lingkunyanya, terhadap bangsanya, maupun terhadap kampusnya.

Karena itulah kami mau mencoba untuk membudayakan aroma mahasiswa yang katanya ketika diskusi, ketika mempunyai rasa kepedulian terhadap lingkunyanya itulah mahasiswa yang SEJATI….

Oleh : Akel (Ade Hasanudin)
Jumat, 21 Januari 2011

Siapakah Yang Bersalah Pada Peristiwa Malari?

Peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari) adalah Peristiwa demontrasi Mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada tanggal 15 Januari 1974
Peristiwa ini terjadi pada saat Perdana Mentri (PM) Jepang berkunjung ke Indonesia, tepatnya ke Jakarta 14 – 17 Januari 1974. Mahasiswa menyambut kedatangan perdana mentri Jepang saat itu Kaukei Tanaka dengan meluncurkan demontrasi di Pangkalan udara Halim Perdana Kusuma yang sebelumnya Ribuan Mahasiswa berunju krasa dari kampus Universitas Indonesia ke Universitas Trisakti, unjuk rasa itu terjadi karena Mahasiswa menolak permodalaan asing terutama Permodalan dari Jepang. Karena pada saat mahasiswa berdemontrasi Ke pangkalan Udara dan pangkalan udara itu di jaga dengan sangat ketat akhirnya rombongan demonstran tidak bisa masuk menerobos Pangkalan udara.
Tanggal 15 Januari 1974 Pukul 08.00 WIB Perdana Mentri Jepang berangkat dari istana Negara tidak menggunakan mobil akan tetapi diantar langsung oleh Presiden Soeharto dengan menggunakan Helikopter dari Bina Graha ke pangkalan Udara, pada saat itu suasana kota Jakarta masih tegang dan mencekam.
Peristiwa itu terjadi seiring dengan pengrusakan beberapa tempat di Jakarta, tempat – tempat tersebut dibakar dan di jarah masa, belasan orang tewas ndi tembak dan ratusan orang luka-luka. Ratusan kendaraan buatan Jepang Di bakar habis sampai hangus. Keesokan ketua dewan mahasiswa Universitas Indonesia ditangkap kopkatib diikuti dengan penagkapan ratusan orang lainnya, akan tetapi hanya tiga aktifis yang dilanjutkan proses hukumnya sampai ke meja Hijau, dari ketiga aktifis itu dituntut hukuman 2 sampai 4 tahun kurungan. Sementara puluhan tokoh lainya ditahan selama satu hingga dua tahun.
Usai terjadinya demontrasi yang disertai kerusuhan sehingga terjadinya pembakaran-pembakaran dan penjajahan itu Soeharto memberhentika Soemitro sebagai panglima Kopkamtib dan Soeharto pun langsung mengambil alih jabatan itu.
Dalam peristiwa itu Jendral Ali moertopo menuduh mantan PSII dan Masyumi adalah dalang dari kejadian Malari itu, tetapi setelah tokoh peristiwa malari di adlili tidak ada pembuktian yang mengarah kalau dalang dari semua itu adalah mantan PSII dan Masyumi, malah belakangan ada stetmen dari jendral Soemitro kalau dalang dari semua itu adalah Ali moertopo sendiri dan CSIS-nya yang mendalangi peristiwa Malari.
Pada saat Tragedi malari terjadi banyak hal-hal yang terjadi dimulai dari penembakan, penyiksaan orang, pengrusakan dan penjarahan. Dimulai dari pengrusakan pabrik dan pasilitas lainnya dan penjarahan emas yang sampai 160 kg Emas.
Lalu siapa yang berperan sebagai dalang dari semua ini? Tepat 15 januari 2010 peristiwa Malari tepat di 37 Tahun peristiwa tersebut terjadi salah satu aktifis Malari hariman siregar masih tetap sehat dan tetap menjadi aktifis pinggiran yang tidak mendapatkan posisi apapun di pemerintahan, dia tetap kritis terhadap kontrol sosial. Sekarang apakah ada tragedi yang menyamai malari ataukah para insan akademis saat ini mulai melupakan terhadap tragedi itu.   
Oleh: Wahyu Wahyuna
( http://calanapanjang.blogspot.com )

Cinta Dan Tong Sampah

Mungkin kata cinta sudah melakat di kalangan remaja masa kini. Akan tetapi kata cinta kadang sering diartikan salah oleh kalangan remaja, cinta erapkali bagaikan tong sampah yang itu tempat orang membuang sampah. Dalah hal ber-Cinta para remaja masa sekarangpun menganggap kalau pasanganya adalah tong sampah tempat membuang napsu yang melekat kepaqda pasanganya.
Sangat ironis ketika kita melihat hal yang seperti itu, apa yang harus kita lakukan kalau seumpamanya kalangan remaja mengartikan kata cinta seperti itu?
Memang tidak dipungkiri saat kita mulai menginjak yang namanya remaja hasrat ingin mengetahui hal apapun akan datang mengihinggapi kita karna itu hal yang wajar. Akan tetapi apakah hal yang baru itu selalu behubungan demngan hal yang negatif?
Saya kira hal yang seperti itu bukanlah suatu pengetahuan yang harus disimpan oleh kita melaikan harus di buang jauh-jauh.
Ternyata memang benar bisa kita artikan Cinta sama dengan yang namanya tong sampah…!!!
Yang merasa jangan marah..hehe
Layaknya tong sampah yang kebanyakan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Dan cintapun akan mengeluarkan bau yang akan merusak kita ataupun sebaliknya malah mengeluarkan harum yang disukai setiap orang.
Dalam hal ini saya membagi cinta kedalam empat bagian :
1. Cinta Materi, cinta ini akan selalu memandang dengan yang namanya materi. Materi disini dalam artian kecantikan/ketampanan yang dimiliki oleh pasanganya. Ketika hal tersubut hilang maka akan hilang pula rasa cintanya.
2. Cinta Perasaan, cinta yang seperti ini hanya dimiliki oleh orang-orang yang selalu menggunakan perasaanya. Sehingga ketika perasaan yang dia miliki terhadap pasanganyan maka Cinta yang dia rasakan akan hilang dan berubah ke yang lain.
3. Cinta Ilmu, kecenderungan orang yang berada pada cinta tingkatan ini didasari pada kekaguman orang yang mempunyai ilmu. Akan tetapi ketika ilmunya sudah melebihi orang yang dia cinta maka cintanya akan berpaling kepada orang yang lebih tinggi lagi ilmunya.
4. Cinta Keagunganya, cinta ini adalah cintanya makhluk kepada sang kholik. Sehingga cintanya akan selalu abadi.
Dan cinta diibaratkan tong sampah hanya ada pada tingkatan cinta urutan satu sampai tiga.
Oleh :ujang suryadi tea

RUTIN ku Rumah Tinta

Keterampilan merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu, dan pada dasarnya semua orang pasti memiliki keterampilan masing-masing, hanya permasalahannya bagi sebagian orang belum mampu mengaktualkan potensi yang ada pada dirinya mengenai keterampilan tersebut. Harus menjadi catatan bahwa untuk meng-aktualkan setiap potensi yang ada memerlukan kemampuan seseorang dalam mengolahnya dengan bentuk melatih diri, juga kesungguh-sungguhan untuk mencapainya.






Banyak orang yang sudah terlihat akan keterampilanya namun meraka belum mampu menjadikan potensinya untuk dijadikan sesuatu yang berarti. layaknya manusia yang tidak pernah bisa lepas dari istilah makhluk sosial juga makhluk yang terbatas atas segala sesuatnya pastilah memerlukan materi sebagai kebutuhan pisiknya, dalam hal ini tidak ada salahnya ketika berbicara keterampilah hari ini perlu yang namanya managerial diri sehingga setiap apa yang telah ataupun yang akan dilakukan itu akan bermanfaat ataupun mendatangkan apa yang menjadi kebutuhan semua orang seperti Pinansial (materi).
Dalam ranah taktis biasanya orang sering mengeluh tentang bagaimana pinansial tersebut selalu datang dan setiap kebutuhannya selalu terpenuhi, walaupun pada akhirnya karena kebutuhan tersebut harus segera di penuhi orang akan menyegerakan juga untuk melakukan apapun demi kebutuhannya. Sayangnya setiap perlakuan tanpa diimbangi dengan ide (konsep) itu akan menghasilkan efek yang kurang maksimal.
Berbeda halnya dengan kondisi seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah sosok pemikir (intelek) mereka bekerja selalu diawali dengan konsep-konsep sehingga kemungkinan-kemungkinan yang terjadi sudah tergambar mendekati sempurna, istilah kegagalan itu akan tetap dijadikan motivasi. berangkat dari itu alangkah hinanya ketika seseorang yang mengaku bahwa dirinya benar-benar manusia intelek akan tetapi karena disisi lain mereka tidak pernah mampu untuk berfikir bagaimana masadepannya.
Hukum alam akan tetap terjadi dan akan tetap bersifat alamiah, ketika seseorang berusaha menjadikan dirinya agar menjadi seseorang yang mampuh menghasilkan ide-ide juga gagasan dengan kesungguhannya itu akan tetap bertemu dengan orang-orang yang sama sepertihalnya dirinya dimana orang tersebut akan selalu berfikir keras.
Mudah-mudahan hal itu terjadi terhadap sekelompok anak muda (mahasiswa) yang membentuk sebuah komitmen tentang masadepannya harus menjadi orang yang sukses dunia akhirat bersama-sama. dengan intensitasnya pertemuan komitmen tersebut berkembang menjadi sebuah perusahaan yang dinamakan RUTI (Rumah TInta), perusahaan ini bergerak dibidang jasa, jenisnya sesuai dengan setiap keahlian ( keterampilan di masing-masing direkturnya).
Maka dari itu yang selalu diharapkan oleh sekelompok pemikir adalah doa dari siapapun....,
perlu diketahui, mereka sesungguhnya berharap banyak terhadap perusahaan tersebut yang nantinya menjadi perusahan besar juga bermanfaat bagi seluruh umat...!!!

Oleh : Akel (Ade Hasanudin)

Saatnya Aktifis Subang Bersatu

Sepak terjang aktiftis di kabupaten Subang ternyata mendapatkan sorotan yang lumayan sama dari pemerhati para aktifis tersebut. Menurut beberapa kalangan, aktifis Subang belum bisa bersatu dan cenderung mementingkan ego bendera masing dari pada perubahan Subang itu sendiri.
Memang sangat wajar ketika, kelompok menganggap dirinya yang paling berani dan bisa melakukan perubahan, hanya saja, anggapan terseut terlihat seperti terlalu mengawang-ngawang, sebab sebuah kemenangan tidak ada yang didapat secara mudah dan tidak sendiri. Melainkan harus bersatu padu.
Masalah yang sering terjadi di Subang ini adalah kurangnya koordinasi antar aktifis dan tidak ada isu bersama dalam sebuah gerakan, sehingga dalam wilayah gerakan, kelompok-kelompook aktifis ini berjalan sendiri-sendiri dengan jumlah orangnya yang memang tidak banyak. Hal ini yang mengakibatkan, tidak berjalannya pergerakan di Subang.
Peringatan peristiwa Malari (Mala Petaka 15 Januari 1974) di Café-ka memberikan sebuah pencerahan pada sebagian aktifis mahasiswa dan aktifis non mahasiswa dalam hal gerakan. Dimana kunci utama dalam sebuah gerakan adalah koordinasi.
Dari koordinasi inilah, semua elemen akan terlibat dan isu yang dibawa pun kuat, sehingga ketika tujuan kita adalah pembangunan kabupaten Subang yang lebih baik, mungkin akan mudah tercapai.  Berbeda dengan saat ini yang masing terpencar-pencar layaknya bangunan rumah yang masih bata, pasir, dan batu-batuan lainnya.
Gerakan saat ini, memang kita susah membedaan, mana gerakan yang benar-benar ingin perubahan dan mana gerakan yang ingin proyek pemerintah, karena semuanya sama, bahkan sulit untuk dibedakan. Ini juga yang membuat para aktifis yang terbiasa dengan aksinya menjadi malas untuk aksi, karena aksinya tersebut hanya akan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
Semoga kedepan, gerakan yang dilakukan baik oleh mahasiswa maupun non mahasiswa bisa menghasilkan suatu perubahan yang berarti dan bisa dirasakan oleh masyarakat. Koordinasi antar aktifis sangat diperlukan dan juga peningkatan kualitas intelektual sangat diperlukan… semoga perubahan subang ini cepat terjadi.
By ; Dadang Nurjaman

Pemuda Subang Butuh Perhatian

Peran pemuda di Subang belum diperhatikan, hal ini terlihat masih banyaknya pengangguran yang ada di kota nanas ini. Hal ini diungkapkan Topik salah seorang pemuda desa yang ada di Gunung Sari Gembor Pagaden,  kepada buluhayam.blogspot.com Rabu (6/1).
Menurutnya, pemuda yang ada saat ini masih banyak yang pengangguran dan perlu perhatian dari pemerintah daerah, terlebih lanjut topic, diwilayahnya sangat banyak sekali anak atau pemuda yang hanya tamatan SD ataupu  SMP saja.
“Kalau saya sih pengennya diperhatikan dan diberikan peluang usaha,”ungkap topik singkat.
Hal yang sama juga dirasakan oleh pemuda diwilayah Mayangan legonkulon, dimana banyak anak yang putus sekolah akibat ikut melaut bersama orang tuanya. “Saya merasa miris kalau melihat anak-anak yang seharusnya sekolah ini malah pergi kelaut untuk mencari ikan, padahal pemerintah katanya sudah menggratiskan biaya sekolah,”kata Epul.
 Epul juga mempertanyakan akan perhatian pemerintah terhadap para pemuda ini, karena meskipun banyak lembaga kepemudaan ataupun dinas yang mengurusi kepemudaan, ternyata masih banyak yang terlantar. “Banyak lembaga ternyata masih belum cukup untuk memberikan perhatian terhadap pemuda, atau malah lembaga atau dinas ini tidak bekerja,”Tegas Epul.

Café-ka Bukan Sekedar Ngopi

Sepertinya kata “aku” untuk menamakan diriku sebagai kata tunggal lebih narsiz dan ke kotaan, setelah melakukan kontemplasi yang sangat panjang dan rumit (didramatisir, hehe) aku akan menggantikan kata “aku” diblog ini menjadi saya, jadi aku akan memanggil dan menyebut keakuanku dengan kata saya, jadi kedepannya seperti ini. .  .
Saya, dengan beberapa teman di Komunitas saya akan melakukan diskusi “pergerakan” di Café-ka, sebuah tempat yang bukan hanya sebagai tempat ngopi dan nongkrong akan tetapi lebih dari itu, Café-ka akan menjadi sumber inspirasi, sumber keluarnya ide-ide kritis para aktifis dari kalangan jurnalist, mahasiswa dan sebagian Eksekutif yang masih mempunyai nilai idealisme.
Jadi, jangan berpandangan kalau Café-ka merupakan tempat berkumpulnya para “mesumers”, akan tetapi  Café-ka ini tempat orang-orang yang mempunyai waktu luang untuk memikirkan kemajuan bangsa, ce’ileeee. . . (narsis mania).
Kenapa diberi nama Café-ka? Sebenarnya bukan kewenangan saya untuk menjelaskan penamaan ini, karena pemilik Café-ka adalah Papih (Kaka Suminta), berarti beliaulah yang punya kewenangan untuk menjelaskannya, tetapi kalau boleh saya berteori –lebih tepat mengira-ngira- Café-ka ini merupakan sebuah singkatan yang kepanjangannya Café Kaka Suminta.
Sesampainya ke Café-ka, tepatnya di Ranggawulung, Subang, saya bersama kawan-kawan bukannya melakukan diskusi malah segera melakukan manuver dengan menggelar nasi Timbel, hehehe,
                    MANUVER. Rumah Tinta segera menggelar Nasi Timbel di Cafe-ka

Dalam prakteknya, kita berdiskusi mengenang Malari (Malapetaka Lima belas Januari) yang terjadi pada tahun 1974  merupakan peristiwa demonstrasi mahasiswa  yang terjadi saat Perdana Menteri (PM) Jepang Tanaka Kakuei sedang berkunjung ke Jakarta (14-17 Januari 1974). Mahasiswa merencanakan menyambut kedatangannya dengan berdemonstrasi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Dan selanjutnya, dari diskusi Malari itu kemudian ditarik substansi pergerakan ke wilayah ke daerahan, Subang.
Diskusi tersebut dihadiri oleh tiga elemen aktifis, Mahasiswa, Blogger, dan Jurnalist, sedangkan yang me-wakwak menjadi pengantar dialog adalah mang Anas (dari Blogger), kang Boing (aktifis senior), dan Papih (Ketua KPUD Subang, yang juga aktifis tulen).

                                    Epul Dimana? Kali ini saya menjadi tukang photo

Diskusipun berjalan, . .  (tang…tung…teng…  tang…tung…teng…)
Dan Pada akhirnya, saya dapat mengambil kesimpulan dari pertemuan di Café-ka, perlu adanya revitalisasi ruh pergerakan, sehingga kita bukan saja dapat menyatukan suara pergerakan akan tetapi kita perlu melakukan penetrasi penjelasan pentingnya sebuah pergerakan terhadap mahasiswa untuk membangun sebuah bangsa yang adil, makmur dan sejahtera, tentunya mensejahterakan rakyatnya.
Dan pada kenyataannya, Ruh pergerakan tersebut sudah tergerus oleh hedonisme mahasiswa, mahasiswa lebih mementingkan kepentingan pribadi, kesenangan, hura-hura dan kegiatan yang sedikitpun tidak ada kontribusinya terhadap kemajuan bangsa.
Diskusipun berakhir, kembali dengan rasa penasaran saya dan rasa ingin tau, maka saya bersepakat dengan kawan-kawan yang lain untuk melakukan diskusi lanjutan, dan kembali akhirnya kami pulang dengan banyak PR, diantaranya adalah menyatukan isyu dalam pergerakan bersama mahasiswa lintas organisasi, selain itu, kami juga membawa oleh-oleh agar lebih mendalam mengkaji Pemekaran Subang. (*) (epul katama).
Minggu, 09 Januari 2011

Semangat Untuk Bangkit

              Semangat, kata yang selalu menjadi pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau mencapai tujuanya. Semangat merupakan awal yang mendasari apa yang kita rancang sebelumnya. Semangat ini bagaikan tenaga yang bisa mengangkat orang untuk memulai berjalan.
Sehingga tidak aneh, ketika semua orang harus memiliki semangat yang luar biasa, karena meskipun kita punya konsep yang sebagus apapun, tapi dalam diri kita tidak memiliki semangat, konsep bagus tersebut hanya menjadi sampah saja.  Dalam hidup memang sangat diperlukan semangat, karena ketika kita kehilangan semangat, maka dalam melakukan aktivitas atau dalam pencapaian tujuan kita akan selalu malas dan malas. 
Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia sebagai sebuah Negara besar yang memiliki sejarah panjang tentang perjuangan kini telah dilanda “penyakit” kehilangan semangat. Hal ini terlihat dari banyaknya masalah dan bangsa ini sangat susah untuk bangkit kembali.
Padahal, bangsa ini dari awal perjuangan kemerdekaan pada waktu 1928, dimana semangat pemuda pertama digulirkan, hingga pergerakan 1945 yang memacu semangat bangsa Indonesai untuk meraih kemerdekaannya. Tidak sampai disana, bangsa ini pun menemukan kembali semangatnya ketika pada tahun 1966, dimana ketika itu, bangsa Indonesia bisa dikatakan terbebas dari apa yang kita kenal dengan orde lama yang didalamnya terdapat Partai Komunias Indonesia.
Setelah itu, kita pun melihat kegigihan pemuda Indonesia melalui gerakan 1998 yang dengan begitu “garang” memperjuangkan nasib masyarakat dengan turun ke jalan menuntut presiden Soeharto yang sudah 32 Tahun memimpin negeri ini untuk turun dari tahtanya dan lahirnya lahirnya era reformasi.
Di era reformasi ini, semangat yang awalnya menggebu-gebu mendadak sirna dengan semakin banyaknya masalah yang dihadapi bangsa, mulai dari masalah korupsi yang semakin hari semakin menggerogoti bangsa ini, masalah kemiskinan yang dari awal kemerdekaan hingga kini masih belum ada penawarnya, juga masalah pemuda yang sudah tidakj lagi menjadi tulang punggung bangsa karena telah dibius oleh budaya asing yang semakin tidak jelas.
Bukan hanya itu saja, masalah lainnya yang membuat masyarakat Indonesia yang banyaknya lebih dari 200 juta jiwa ini harus melihat berbagai masalah besar seperti masalah teroris, masalah agama, politik, budaya, ekonomi dan tidak lupa masalah suku bangsa yang masih menjadi pembahasan para pemimpin negeri ini. Dari sana, gejolak semangat sudah mulai memudar, karena orang sudah tidak lagi memperdulikan apa yang terjadi di Bangsa ini, melainkan mereka sudah memikirkan bagaimana besok bisa makan atau tidaknya, dengan kata lain, semangat masyarakat Indonesia sekarang adalah semangat bagaimana bertahan hidup atau semangat pribadi yang di dasari oleh tuntutan perut.
Pada proses selanjut, negara hanya dipikirkan oleh orang-orang yang memang peduli, namun kepedulian itu pun bukan tanpa kepentingan, ini lah sebenarnya kenapa Indonesia semakin banyak masalah, karena berawal dari orang yang mengaku peduli tapi sebenarnya banyak kepentinganlah Negara ini penuh dengan masalah. Dan bukan tidak sedikit orang-orang yang mengaku peduli ini malah merugikan masyarakat.

REVOLUSI

           Revolusi adalah perebutan dan pergantian kekuasaan dari kelas lama (penguasa lama) oleh dan kepada kelas baru (penguasa baru) yang lebih maju, atau Revolusi adalah penjungkirbalikan kekuasaan politik lama oleh kekuasaan politik baru dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, atau Revolusi adalah mendobrak/menjebol kekuasaan politik lama dan membangun kekuasaan politik baru yang lebih maju.
Revolusi bersifat memaksa dengan melibatkan kekuatan rakyat (people power) karena kekuasaan lama (status quo) mempertahankan diri dari penghancuran oleh kekuatan baru (Revolusi), karena tidak ada kekuasaan politik lama yang bersedia menyerahkan kekuasaannya dengan sukarela kepada kekuatan politik baru yang menentangnya, maka Revolusi bersifat memaksa. a. Syarat-Syarat Revolusi.
Untuk melakukan Revolusi maka kekuatan kaum Revolusioner harus memenuhi syarat-syarat Revolusi. Syarat-syarat Revolusi adalah: 1. basis dari bangunan atas kelas lama (penguasa lama) sudah retak dan goyah, 2. kekuatan Revolusi sudah tersedia, 3. pimpinan Revolusi yang tepat sudah ada, 4. sasaran Revolusi harus konkret. 1. Basis dan Bangunan Atas Penguasa Lama Rapuh.
Basis adalah sistem ekonomi dan bangunan atas adalah kekuasaan politik. Basis dari bangunan atas kelas lama sudah retak dan goyah artinya bahwa sistem ekonomi dari politik kekuasaan pemerintah lama sudak rusak dan tidak bisa dipertahankan lagi.
Rakyat jelata diperlakukan tidak adil oleh penguasa sehingga rakyat menjadi miskin dan sengsara, disisi lain kaum penguasa politik dan para kroninya hidup mewah karena menghisap dan menindas rakyat. Kondisi yang sedemikian ini mendorong lahirnya kesadaran dan keberanian rakyat untuk mengubah dirinya melalui Revolusi. 2. Kekuatan Revolusi Sudah Tersedia.
Kekuatan Revolusi sudah tersedia artinya bahwa kekuatan Revolusi adalah kelas buruh kota dan buruh tani (proletar)yang mengalami penindasan dan penghisapan dari kelas yang berkuasa (borjuasi kapitalis). Kekuatan Revolusi tersebut telah mengadakan persatuan dan telah sadar untuk mengubah dirinya dan berkembang menjadi keberanian untuk menggulingkan penguasa lama dan menggantikannya dengan kekuasaan baru yang membela kepentingan rakyat.
Hakekatnya kekuatan Revolusi adalah kekuatan rakyat (people power). 3. Pimpinan Revolusi yang Tepat Sudah Tersedia. Pimpinan Revolusi adalah kelas yang paling maju, paling teguh, paling konsekwen dalam perlawanan terhadap penindasan dan penghisapan dari kelas yang berkuasa dan yang paling berkepentingan untuk menghancurkan kekuasaan kelas yang berkuasa.
Pimpinan yang tepat artinya bahwa pimpinan Revolusi itu mempunyai sasaran, program dan garis Revolusi yang tepat. Sasaran Revolusi adalah merebut kekuasaan politik dari kelas penguasa yang sudah tidak mampu mempertahankan kekuasaannya.
Pimpinan Revolusi adalah kelas buruh (proletar). Sedangkan sasaran Revolusi adalah kelas borjuis komprador, kelas kapitalis birokrat, kelas feodal dan kelas imperialis. Kelas-kelas (borjuasi kapitalis) ini adalah merupakan musuh rakyat karena pikiran dan perilakunya menghisap dan menindas rakyat.
Rakyat tertindas dalam suatu negeri adalah merupakan kekuatan internal Revolusioner yang menentukan jalannya Revolusi. Tugas kaum Revolusioner suatu negeri adalah mengubah situasi dalam negeri menjadi situasi Revolusioner, bukan menunggu situasi menjadi Revolusioner.
Hakekatnya Revolusi adalah kehendak rakyat, bukan kehendak pemimpin Revolusi. Rakyat yang menentukan Revolusi, pemimpin Revolusi mengarahkan jalannya Revolusi. Inilah hubungan materi (kesadaran dan keberanian rakyat) dan ide (pemimpin Revolusi) dalam teori Revolusi. 4. Sasaran Revolusi Harus Konkret. Sasaran Revolusi adalah kelas lama yang sudah tidak dipercayai oleh rakyat karena menindas dan menghisap serta menipu rakyat. Kelas penguasa lama yang demikian ini harus dihancurkan melalui Revolusi rakyat.
Sabtu, 08 Januari 2011

Nonton Tv Online

Yang mau nonton tv online silahkan tingal pilih aja Chanelnya...
Terimakasih anda telah berkunjung..
Tar mampir lgi yahh di Blognya RTM.hehehe



Tv One




ANTV

winamp Media Player

Winamp adalah suatu pemutar media buatan Nullsoft, yang sekarang merupakan suatu cabang Time Warner. Winamp merupakan perangkat lunak freeware atau shareware yang dapat memainkan berbagi codec dan tipe audio dan juga dapat dikostumisasi.

Winamp versi terbaru
Winamp pertama diluncurkan oleh Justin Frankel pada tahun 1996. Pengembangan Winamp terkini mendapat pujian dari Ben Allison (benski), Will Fisher, Taber Buhl, Maksim Tyrtyshny, Chris Edwards dan Stephen (Tag) Loomis.
Pada tahun 2005, Winamp berkembang dari 33 juta pemakai bulanan sampai lebih 57 juta pengguna bulanan, menjadikan Winamp yang kedua yang sering digunakan untuk media pemutaran sedunia setelah Windows Media Player.

Mengirim pesan antar komputer pada jaringan lokal

Untuk mempermudah komunikasi antar karyawan dalam ruangan satu dengan ruang yang lain, Kita bisa memanfatkan aplikasi messenger atau dikenal dengan Net Send yang ada di windows untuk mengirim pesan antar komputer yang berada dalam satu jaringan lokal.

Supaya aplikasi Net Send bisa berjalan untuk pertamakalinya masing-masing komputer harus diaktifkan dulu messenger service nya.
Caranya dari menu Start >Control Panel >Administrative Tools >Services >dalam Tab Name cari dan klik Messenger >StratUp Type-nya pilih Automatic >Klik Apply >klik Start >Klik OK.

Selanjutnya Cara mengirim pesan dari menu Start klik Run > Trus dalam text box open:Ketik Net Send Admin Halo lagi ngapain? lalu klik OK untuk mengirim pesan.Rumusnya adalah ketik Net Send Nama komputer yang dituju Pesan yang akan dikirim.

Contohtersebut diatas Nama komputernya: Admin Pesannya: Halo lagi ngapain?

Mengirim pesan dengan Net Send seperti tersebut diatas memiliki kekurangan dalam ruang text yang sempit untuk mengetik pesan dan menulis nama komputer. Untuk mempermudah pengiriman pesan antar komputer anda bisa menggunakan software yang bernama Net Send. Dengan software ini anda dapat dengan mudah mengetik pesan dan memilih nama komputer tujuan dan mengirimnya dengan mudah.

Agar aplikasi Net Send ini bisa berfungsi, masing-masing komputer harus diaktifkan messenger servicesnya, caranya seperti yang telah disebutkan diatas.

Aplikasi Net Send ini tidak perlu diinstall tinggal jalankan saja (dobel klik) aplikasi ini. Untuk download aplikasi Net Send:
klik disini

Counter

free web hit counter